Asosiasi Waldorf Steiner Indonesia: Perkumpulan Penggiat Pendidikan

JAGADALITWALDORF – Konsep pendidikan Waldorf yang pertama kali digagas oleh seorang filusuf Austria bernama Rudolf Steiner di Stuttgart, Jerman, lebih dari 100 tahun lalu saat ini mulai marak dijadikan topik diskusi, belajar bersama, bahkan menjadi kajian di perguruan tinggi. Para penggiat konsep Waldorf ini tidak saja berasal dari kalangan guru dan akademisi, bahkan menular pada mereka yang punya latar belakang ekonomi, psikologi, medis, musik, pertanian dan engineering.

Memasuki era abad ke-21, konsep pendidikan Waldorf sudah muncul dalam tataran praktis berbentuk taman kanak-kanak dan kelompok bermain (playgroup & kindergarten). Awalnya sebuah Waldorf Inspired kindergarten didirikan di Jakarta. Sekolah ini bahkan pernah mendapatkan mentoring langsung dari Edith Van der Meer yang merupakan representasi dari IASWECE, sayangnya sekolah ini sudah tidak berkegiatan lagi saat ini.

Ibarat peribahasa yang menyebutkan, patah tumbuh hilang berganti, tunas Waldorf akhirnya muncul lagi di Jogjakarta atas inisiasi 2 orang Jerman yang tinggal di seputaran Bantul, Jogjakarta, yang mendirikan Kulila Waldorf Inspired. Tidak lama kemudian muncul pula Madu Playhouse di Ubud, Bali, yang juga berdiri atas prakarsa beberapa ekspat yang tinggal disana.

Pada tahun 2016, Kenny Dewi, yang telah menyelesaikan Waldorf teacher training di Bangkok selama 3 tahun sebelumnya, akhirnya mendirikan Jagad Alit Waldorf Play & Kinder di Bandung.  Sekolah inilah yang mendapatkan pengakuran resmi dari IASWECE sebagai sekolah dengan konsep pendidikan Waldorf dan juga tercatat dalam world list waldorf school.

Seiring kerjasama antara Kulila, Madu dan Jagad Alit, pada tahun 2019 mulai dibahas upaya untuk memperkenalkan konsep Waldorf kepada masyarakat luas di Indonesia. Pada tahun itu pula dilaksanakan acara “Teaser Waldorf Teacher Training” selama 2 hari di Jogjakarta dan menghadirkan Edith Van der Meer sebagai narasumber utama. Puluhan peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, menurut catatan, peserta terjauh datang dari Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan masukan dari kegiatan ini, kelompok penyelenggara dan narasumber menyimpulkan bahwa sudah saatnya Waldorf Teacher Training dilakukan di Indonesia. Berbagai persiapan dilakukan, mulai dari pembentukan komite kerja, mencari narasumber, membuat desain kurikulum training, sampai melakukan lobby langsung pada IASWECE sebagai induk organisasi tertinggi dalam konsep pendidikan Waldorf untuk anak usia dini. 

Kebutuhan akan tersedianya payung bersama yang bisa digunakan oleh banyak penggiat dan aktivitas di Indonesia semakin kuat, apalagi disandingkan dengan penyelenggaraan Waldorf teacher training yang dimulai pada bulan Oktober 2021 lalu. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 27 Juni 2022, ASOSIASI WALDORF STEINER INDONESIA, resmi diluncurkan sebagai badan hukum resmi dalam bentuk perkumpulan. Kepengurusan sudah dibentuk dan banyak kegiatan yang dikolaborasikan dengan asosiasi ini, mulai dari teacher training, workshop, public talks, mentoring dan sebagainya. Asosiasi Waldorf Steiner Indonesia bersifat terbuka bagi siapa pun yang berkehendak untuk belajar dan melangkah bersama demi kemajuan Waldorf di Indonesia. (bersambung)


Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *